Yep, kamu nggak salah baca. Me and my fiance are getting married in a couple weeks!
Yah, setelah bertunangan pada bulan Desember tahun 2013 lalu, akhirnya saya dengan pacar saya yang pertama (dan akan jadi yang terakhir!) telah siap dan mantap menetapkan tanggal pernikahan kami pada tahun ini.
Nggak pernah ngebayangin akhirnya saya bakal menikah pada usia 25 tahun, haha...
Saya dulu membayangkan bahwa saya akan menikah pada usia 27-28 tahun, setelah benar-benar siap dan dewasa. Nyatanya, setelah menyaksikan sendiri gimana ribetnya dan gedenya biaya resepsi *LOL* umur segitupun mungkin saya mungkin belum bakal merasa siap XD
Yah, rencana saya ternyata rada meleset. Ternyata Tuhan berkata lain dan nyatanya saya akan menikah beberapa minggu lagi, sekitar akhir bulan November pada usia 25 tahun. Nah terbukti kan, jalan Tuhan emang bukan jalan manusia, hehe.
Banyak yang bilang, kami hebat karena bisa bertahan pacaran selama 7 tahun (dan Maret tahun depan bakal jadi 8 tahun, ala Chelsea dan Glen banget nggak sih lol) dan setengah masa pacaran kami dijalani dengan pacaran jarak jauh alias LDR (Long Distance Relationship). Dia di Yogya dan saya di Palangka Raya.
Jangan ditanya rasanya gimana, nggak enak banget :')
Kalo nggak kuat mending pikir-pikir dulu deh kalo mau LDR. Tapi kalo yakin dan mantap, lanjutkan! Karena LDR itu rasanya nano nano banget hehe.
Saya nggak bisa bayangin kalo kami pacarannya ala jaman dulu, yang cuma via surat. Bahkan via email dan telepon pun saya rasa kami nggak bakalan tahan. Untungnya udah ada internet, dimulai dari SMS dan whatssap, hubungan komunikasi kami bisa terbantu hingga sekarang berkat adanya LINE dan BBM.
Banyak banget yang kami lalui dan mostly kita lalui dengan hanya berbagi suara, foto dan kata-kata via telepon dan internet. Sedih sih, kadang kalo butuh dan kangen nggak ketulungan, nggak bisa ngapa-ngapain kecuali menatap layar HP dan berdoa moga-moga masing-masing masih kuat jalanin LDR lol.
Kenapa sih kami mau jalanin LDR? Entahlah. Dibilang cocok, ya saya juga bingung cocoknya dimana karena hobi dan kesukaan kami juga banyak yang berbeda. Tapi kita suka ngebanyol jadi mungkin selera humor yang mendekatkan kami, haha...
Kami bukan pasangan lovey dovey dan pasangan romantis ala-ala pasangan seleb di TV atau di pinterest. Kami cuma pasangan biasa yang kadang rasanya lebih kayak sohib daripada pacar.
Kita juga sering berantem, bahkan gara-gara hal remeh. Tapi kita nggak pernah putus sungguhan putus di tengah jalan. Sesulit apapun dan sesakit apapun penderitaan ala pejuang LDR berhasil *yah kalo bisa dibilang berhasil ya hehe* kami lalui bersama. Saking 'menikmati'nya saya sampai kadang heran, kok tau-tau kita udah pacaran 7 tahun aja. Beneran nggak terasa, kita udah bersama selama itu. Soalnya banyak temen saya yang keliatannya mesraa banget, lovey dovey banget eh taunya bubar di tengah jalan padahal ya juga ketemuan terus. Kami mah apa atuh, ketemu paling juga bisa sekali setahun T.T
Betah aja ternyata ya kami menikmati suka duka sama orang yang sama hehe.
Kalo ditanya resepnya apa, saya juga bingung. Cuma saling percaya dan yakin aja mungkin. Karena kami mau tahan LDR aja saya nggak paham alasannya. Mungkin karena kita sama-sama takut memulai hubungan baru dan memulai dari 0 lagi sama orang lain. Mungkin karena kami butuh satu sama lain. Atau mungkin ya simply karena kita sayang satu sama lain.
Ada banyak banget kekurangan saya begitupun dia. Tapi entah gimana caranya, kami bisa mengatasi segala kekurangan kami hingga bisa jadi kayak sekarang. Saya orangnya ngambekan dan super sensitif sedangkan dia orangnya kadang susah peka dan cenderung cuek. Tapi saya nggak pernah kepikiran menjalin hubungan sama orang lain, begitupun dia. Sekalipun kami sering berantem nggak jelas, cekcok gara-gara hal sepele, begitu berbaikan kami nggak akan pernah nengok lagi ke masalah lalu kami. Mungkin karena saya sensitif, saya lebih peka sama apa yang terjadi sama pasangan saya. Dan karena dia cuek, dia juga nggak begitu menanggapi sikap gampang ngambek saya.
Jadi mungkin kuncinya adalah mau bertahan dan berusaha (meskipun susah) untuk menerima kekurangan dan kelebihan pasangan masing-masing. Semua kesenangan kami biarlah kami bagikan ke orang banyak sedangkan susah dan pahitnya, biarkan kami simpan untuk jadi bagian pelajaran dan pengalaman bagi kami sendiri. Kadang muncul rasa ragu, apakah dia serius sama saya? Apakah saya nggak salah pilih? Oh yeah, kadang muncul pikiran dodol macam itu, terutama menjelang pernikahan kami ini. Orang bilang emang gitu, mau nikah cobaannya banyak haha...
I'm getting married dan buat saya itu salah satu langkah terbesar dalam hidup saya dan dia. Menikah itu bukan perkara mudah, itu yang semua orang yang sudah menikah bilang sama saya. Perkara rumit dan kadang banyak hal yang bakal bikin kita rasanya sedih dan menyesal buat nikah *duh amit-amit deh*. Tapi banyak juga lebihnya nikah, yang pasti adalah kita bersatu dan hidup bersama selamanya dengan seseorang yang kita cintai.
Kata orang, semakin dekat hari pernikahan, godaan akan semakin banyak dan akan banyak perintilan-perintilan yang mengganggu. Makin deket hari H, akan ada masa-masa galau, masa-masa cekcok dan masa-masa ragu.
Bersyukurlah Anda-Anda sekalian yang nggak ngalamin. Saya sih ngerasa banget kata-kata ini ada benernya. Sungguh, makin dekat hari H banyak banget hal yang bikin senewen, terutama karena si abang nun jauh di sana. Kadang rasanya suka iri kalo liat pasangan lain bisa mengatur dan mengurus acara pernikahannya berdua sama pasangan. Susah senang menjalani persiapan semuanya bisa berdua. Lah kami, karena namanya LDR ya mau nggak mau harus sabar menjalani persiapan secara terpisah. Bahkan foto gandeng buat syarat dukcapil pun bakal diedit dari 2 pas foto berbeda LOL
Kadang sedih kalo karena kesibukan masing-masing, komunikasi sering macet. Nggak jarang jadinya saya malah sering senewen dan uring-uringan. Saya jadi suka mellow dan bete sendiri karena menjalani persiapan pernikahan secara terpisah karena abang baru bisa datang pas deket hari H.
Tapi karena katanya itu ujian, jadi siap nggak siap harus dijalani. Kuncinya banyak-banyak berdoa dan bersabar. Suatu saat nanti semua jerih payah dan susah payah kami ini akan terbayar :)
Yang penting abang tetap dan selalu sabar menghadapi panick attack yang kadang menghampiri saya. Sabar kalo saya ngambek dan stress (terutama karena kulit saya masih sering kambuh eksimnya) dan sabar kalo saya banyak nuntut macam-macam.
We are getting married dan saya yakin dan percaya semua yang sekarang kami jalani sungguh akan terbayar nantinya dengan sesuatu yang jauh lebih berharga, yaitu kebersamaan kami.
Semoga Tuhan Yesus senantiasa menolong dan menguatkan kami. Tuhan sungguh baik memberikan kami keluarga dan sahabat yang sangat suportif :')
Semuanya PASTI bisa kami lalui dan semoga temen-temen yang juga lagi LDR saat ini bisa tetap setronggg dan tabah menjalani masa LDR ini. Apalagi yang lagi LDR dan sedang sibuk mempersiapkan pernikahan, oh I really feel you! Keep strong! xD Pasti nanti semua kesusahanmu terbayar berkali lipat deh pas udah sah sama orang tercinta. Saya sih ogah deh jalani LDR lagi habis nikah, hehe.
Semua kesusahan, semua kesulitan pasti akan bisa teratasi yang penting dijalani dengan ikhlas dan keyakinan penuh dengan kesetiaan dan kesungguhan satu sama lain. Cinta itu bukan kata benda bukan kata sifat. Cinta itu kata kerja, artinya kudu dikerjakan dan diusahakan.
Semoga masa-masa senewen ini segera berlalu. Can't wait to see my groom and live happily ever after.
Happy Sunday, everyone!
JBU :*