Pagi ini saya bangun dengan perasaan sama tidak nyamannya seperti hari kemarin.
Seperti ada lubang besar dalam hati saya yang kian hari makin dalam, makin dalam dan membuat saya semakin terperosok ke dalamnya.
Semua terasa begitu dingin, kejam dan buruk bagi saya sampai ketika saya berangkat ibadah minggu ke gereja pagi ini. Saya masih merasa tidak ada seorang pun yang perduli pada saya dan saya benar-benar haus perhatian.
Jujur, sebelumnya saya merasa ibadah minggu hari ini hanyalah salah satu dari 'rutinitas' mingguan saya sebagai umat Kristen.
Tapi saya ternyata salah, begitu memasuki firman Tuhan, ketakutan dan semua rasa hampa yang saya rasakan belakangan (dan sebelum-sebelumnya lagi) seolah-olah dijawab sendiri oleh Tuhan melalui pembawa firman (salah satu fav saya, Pak Jekichen, haha).
Saya sekali lagi diingatkan bahwa saya harus keluar dari semua ketakutan saya dan menjadi utusan Tuhan untuk menjadi saksi keselamatan di dunia ini.
Saya hanyalah pengecut kalau saya terus menerus menutup diri dan meratapi semua kepahitan dalam hidup saya.
Saya benar-benar merasa ditegur waktu pembawa firman bilang semua orang, tak terkecuali, (pernah) punya rahasia dan pasti pernah mengalami kekecewaan atau kepahitan, sekecil apapun itu.
Tapi Tuhan mau setiap orang keluar dari semua ketakutannya. Dan Tuhan pasti menyertai melalui Roh Kudus yang dicurahkannya.
Saya benar-benar merasa selama ini hidup saya sangat tersia-siap karena semua kepahitan dan kekecewaan yang saya alami.
Saya terus menerus memendam kesakitan dalam diri saya dan kemudian setiap kali perasaan itu keluar, saya melampiaskannya dengan berkata hal-hal yang negatif dan menyakiti hati orang-orang terdekat saya.
Saya merusak relasi saya dengan orang-orang terdekat saya karena mengurung diri dalam ketakutan, kepahitan dan kebencian yang diam-diam saya simpan dalam hati selama bertahun-tahun.
Akibat semua kepahitan saya yang terus saya simpan dalam hati, saya menjadi defensif dan sesekali perasaan itu menjelma menjadi rasa tidak percaya terhadap orang-orang dan merasa mereka membenci saya karena saya juga sejak dulu merasa benci pada diri saya sendiri(ya, saya merasa demikian dan saya kadang dengan pintar menutupinya).
Harusnya, saya harus bisa mengampuni dan berdamai dengan masa lalu agar saya bisa keluar dan menjadi utusan Tuhan Allah yang hidup. Utusan Tuhan yang tidak membenci, tidak menyakiti tapi justru membawa damai sejahtera. Dia mengampuni sampai tersakiti, sedangkan saya? Saya tidak sanggup mengampuni sehingga saya semakin hari makin tersakiti.
Sungguh, firman Tuhan hari ini seperti benar-benar menampar saya keras sekali.
Saya merasa jahat, kotor dan buruk.
Tapi kabar baiknya, Tuhan tidak meninggalkan saya, sekalipun saya sudah begitu buruknya.
Saya akan dimampukan untuk pulih kalau saya benar-benar percaya Dia mampu pulihkan saya.
Saya tahu, ada banyak rasa sakit yang belum terselesaikan dalam diri saya. Barangkali secara mulut saya mengampuni, tapi dalam hati, alam bawah sadar saya masih terluka. Benar-benar terluka, sakit sekali dan saya benci mengakui, saya seringkali meratapi diri saya seperti orang bodoh. Haha...
Saya sungguh menyesal sudah menyakiti banyak orang dengan sikap saya, dengan perkataan saya yang menyakitkan 'hanya' gara-gara saya merasa tersakiti. Saya jahat karena saya 'berbagi
' kesakitan itu dengan cara yang sangat tidak menyenangkan.
Tidak adil buat orang lain, dan tentu saja sangat merusak hubungan baik.
Well, semoga saya bisa benar-benar dipulihkan dan saya bisa benar-benar belajar mengampuni dan mengasihi.
Menyimpan rasa sakit itu melelahkan sekali. Sungguh. Membuat mood naik turun, hidup juga tidak damai sejahtera...
Bagi teman-teman yang pernah tersakiti, terlebih karena keluarga atau orang-orang tercinta...
Biarkan Tuhan sendiri yang menyembuhkan, karena hanya Dia yang bisa. Dia bisa memberikan damai sejahtera, memuaskan segala kehausan, menutupi semua kekurangan kita.
Memang tidak mudah, tapi pelan-pelan pasti bisa.
Kamu juga tidak sendirian, karena semua orang pasti punya masalah dan ketakutannya serta kepahitannya masing-masing. Tinggal kita memilih, mau keluar atau tetap mengunci diri?
Btw, ayat ini yang jadi pedoman Firman Tuhan minggu ini :
1 Petrus 1: 3-9
Yohanes 20:19-22
ps. buat orang2 tersayang yang tak sengaja terluka gara-gara perkataanku, maafkan aku. Aku sayang kalian dan kalian bener-bener mean something 4 me. Cuma aku yang terlalu dibutakan sampai gak bisa lihat, kalian sayang banget sama aku :')
Seperti ada lubang besar dalam hati saya yang kian hari makin dalam, makin dalam dan membuat saya semakin terperosok ke dalamnya.
Semua terasa begitu dingin, kejam dan buruk bagi saya sampai ketika saya berangkat ibadah minggu ke gereja pagi ini. Saya masih merasa tidak ada seorang pun yang perduli pada saya dan saya benar-benar haus perhatian.
Jujur, sebelumnya saya merasa ibadah minggu hari ini hanyalah salah satu dari 'rutinitas' mingguan saya sebagai umat Kristen.
Tapi saya ternyata salah, begitu memasuki firman Tuhan, ketakutan dan semua rasa hampa yang saya rasakan belakangan (dan sebelum-sebelumnya lagi) seolah-olah dijawab sendiri oleh Tuhan melalui pembawa firman (salah satu fav saya, Pak Jekichen, haha).
Saya sekali lagi diingatkan bahwa saya harus keluar dari semua ketakutan saya dan menjadi utusan Tuhan untuk menjadi saksi keselamatan di dunia ini.
Saya hanyalah pengecut kalau saya terus menerus menutup diri dan meratapi semua kepahitan dalam hidup saya.
Saya benar-benar merasa ditegur waktu pembawa firman bilang semua orang, tak terkecuali, (pernah) punya rahasia dan pasti pernah mengalami kekecewaan atau kepahitan, sekecil apapun itu.
Tapi Tuhan mau setiap orang keluar dari semua ketakutannya. Dan Tuhan pasti menyertai melalui Roh Kudus yang dicurahkannya.
Saya benar-benar merasa selama ini hidup saya sangat tersia-siap karena semua kepahitan dan kekecewaan yang saya alami.
Saya terus menerus memendam kesakitan dalam diri saya dan kemudian setiap kali perasaan itu keluar, saya melampiaskannya dengan berkata hal-hal yang negatif dan menyakiti hati orang-orang terdekat saya.
Saya merusak relasi saya dengan orang-orang terdekat saya karena mengurung diri dalam ketakutan, kepahitan dan kebencian yang diam-diam saya simpan dalam hati selama bertahun-tahun.
Akibat semua kepahitan saya yang terus saya simpan dalam hati, saya menjadi defensif dan sesekali perasaan itu menjelma menjadi rasa tidak percaya terhadap orang-orang dan merasa mereka membenci saya karena saya juga sejak dulu merasa benci pada diri saya sendiri(ya, saya merasa demikian dan saya kadang dengan pintar menutupinya).
Harusnya, saya harus bisa mengampuni dan berdamai dengan masa lalu agar saya bisa keluar dan menjadi utusan Tuhan Allah yang hidup. Utusan Tuhan yang tidak membenci, tidak menyakiti tapi justru membawa damai sejahtera. Dia mengampuni sampai tersakiti, sedangkan saya? Saya tidak sanggup mengampuni sehingga saya semakin hari makin tersakiti.
Sungguh, firman Tuhan hari ini seperti benar-benar menampar saya keras sekali.
Saya merasa jahat, kotor dan buruk.
Tapi kabar baiknya, Tuhan tidak meninggalkan saya, sekalipun saya sudah begitu buruknya.
Saya akan dimampukan untuk pulih kalau saya benar-benar percaya Dia mampu pulihkan saya.
Saya tahu, ada banyak rasa sakit yang belum terselesaikan dalam diri saya. Barangkali secara mulut saya mengampuni, tapi dalam hati, alam bawah sadar saya masih terluka. Benar-benar terluka, sakit sekali dan saya benci mengakui, saya seringkali meratapi diri saya seperti orang bodoh. Haha...
Saya sungguh menyesal sudah menyakiti banyak orang dengan sikap saya, dengan perkataan saya yang menyakitkan 'hanya' gara-gara saya merasa tersakiti. Saya jahat karena saya 'berbagi
' kesakitan itu dengan cara yang sangat tidak menyenangkan.
Tidak adil buat orang lain, dan tentu saja sangat merusak hubungan baik.
Well, semoga saya bisa benar-benar dipulihkan dan saya bisa benar-benar belajar mengampuni dan mengasihi.
Menyimpan rasa sakit itu melelahkan sekali. Sungguh. Membuat mood naik turun, hidup juga tidak damai sejahtera...
Bagi teman-teman yang pernah tersakiti, terlebih karena keluarga atau orang-orang tercinta...
Biarkan Tuhan sendiri yang menyembuhkan, karena hanya Dia yang bisa. Dia bisa memberikan damai sejahtera, memuaskan segala kehausan, menutupi semua kekurangan kita.
Memang tidak mudah, tapi pelan-pelan pasti bisa.
Kamu juga tidak sendirian, karena semua orang pasti punya masalah dan ketakutannya serta kepahitannya masing-masing. Tinggal kita memilih, mau keluar atau tetap mengunci diri?
Btw, ayat ini yang jadi pedoman Firman Tuhan minggu ini :
1 Petrus 1: 3-9
Yohanes 20:19-22
ps. buat orang2 tersayang yang tak sengaja terluka gara-gara perkataanku, maafkan aku. Aku sayang kalian dan kalian bener-bener mean something 4 me. Cuma aku yang terlalu dibutakan sampai gak bisa lihat, kalian sayang banget sama aku :')